Ada Apa dengan FFI 2010?

Senin, 15 November 2010

Sebar gosip :
Gambar
Ada apa dengan Festival Film Indonesia (FFI) 2010? Itu pertanyaan besar saat ini. Pertama, FFI gagal digelar di Batam, Kepulauan Riau, dan kedua, ada beberapa film yang dianggap bagus ternyata tidak lolos.

Kedua pertanyaan itu sebenarnya sudah dijawab oleh Komite Festival Film Indonesia (KFFI) yang diwakili oleh sang ketua Ninik L Karim di Gedung Film, Jalan MT Haryono, Jumat (12/11/2010).

"Karena memang lebih murah di Jakarta. Kalau di Batam pasti biayanya jauh lebih mahal, karena kita harus bawa orang dan undangan begitu banyak. Terus juga waktunya sangat mepet," begitu kata Niniek saat ditanya alasan FFI batal diselenggarakan di Batam.

Sebenarnya, Niniek ingin sekali festival film bergengsi itu digelar di Batam. Namun karena kurang biaya, apa boleh buat. FFI pun diselenggarakan di Jakarta, namun pembacaan nominasi tetap digelar di Batam.

Selanjutnya soal adanya film yang dianggap berpotensi berjaya di FFI, ternyata tidak lolos seleksi. Film tersebut misalnya 'Sang Pencerah'.

Namun kembali pihak FFI berkelit. Katanya, film tersebut tidak akurat dan banyak fakta sejarah yang terlewati. Hal itu dinyatakan Ketua Komite Seleksi FFI 2010 Viva Westi pada hari dan tempat yang sama.

"Upaya untuk mengangkat biografi orang besar patut dihargai karena banyak memberi inspirasi. Tetapi patut disayangkan, biografi yang dimaksud baru sampai pada penggambaran peristiwa-peristiwa penting yang dialami sang tokoh," kata Viva.

Keganjilan

Pemerhati perfilman Ilham Bintang menanggapi soal keganjilan yang ada di FFI 2010 itu. Ia menyoroti soal mekanisme seleksi FFI 2010, terutama soal mengapa film yang terseleksi hanya 8 dari 54 film yang masuk.

"Menurut Pedoman FFI yang ditetapkan 28 September 2010, Pasal 3 ayat 6 berbunyi, 'komite seleksi menetapkan sekurang-kurangnya 10 judul film dan sebanyak banyaknya 15'," kata Bos Bintang Grup itu saat dihubungi detikhot via ponselnya, Senin (15/11/2010)

Delapan film yang lolos seleksi itu adalah '3 Hati, 2 Dunia 1 Cinta', 'Alangkah Lucunya Negeri Ini', 'Minggu Pagi di Victoria Park', 'Hari Untuk Amanda', '7 Hati 7 Cinta 7 Wanita', 'Cinta 2 Hati', 'I Know What You Did on Facebook' dan 'Heartbreak.com'. 

Bagi Ilham, itu merupakan keganjilan yang sangat fatal.

Namun sebelumnya Niniek L Karim menjawab soal itu. Menurut dia, panita seleksi punya alasan kuat dengan hanya meloloskan 8 buah film. 

"Kami sangat demokratis. Karena begitu komite seleksi menentukan, tim kita tidak boleh mengintervensi. Saya yakin bukan karena kualitas yang menurun. Tapi, dewan seleksi punya pertimbangan, delapan film ini punya sesuatu yang baru dan melengkapi persyaratan," papar dia.

"Kita yakin dewan seleksi sudah memilih film yang terbaik. Semoga hasil kerja dewan juri bisa memuaskan. Kita sudah seoptimal mungkin membuat acara ini," tambah dosen Psikologi UI itu.

Lalu, mengapa ada film yang dianggap bagus, dan mendapat sambutan hangat masyarakat luas, justru tidak lolos? 

"Kami mempunyai aturan tersendiri. Film 'Darah Garuda' misalnya, memang bagus tapi tidak bisa masuk karena disutradarai oleh orang asing. Karena sesuai peraturan, sutradara asing itu tidak bisa ikut FFI. Film 'Sang Pencerah' juga tidak bisa ikut karena sebagai film biografi, penggambaran tokoh dalam film tersebut tidak lengkap," tandas Niniek.
Kalau udah baca kita NGGOSIP bareng-bareng disini yuk...

0 komentar:

Posting Komentar